Biodiversity in Action Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati 2017
Indonesia dikenal sebagai megabiodiversity country.
Sebagai negara kepulauan yang mempunyai luas 1,3% dari luas permukaan bumi,
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dan Sumber Daya Genetik (SGD) yang
besar. Sekitar 17% keseluruhan makhluk hidup terdapat di Indonesia. Indonesia
juga merupakan salah satu dari 12 (dua belas) Pusat Keanekaragaman Hayati
karena merupakan kawasan terluas di Pusat Indomalaya. Di
Indonesia terdapat ± 28.000 jenis tumbuh-tumbuhan dan diantaranya terdapat 400
jenis buah-buahan yang dapat dimakan dan sangat bermanfaat sebagai sumber
keragaman genetik bagi program pemuliaan. Misalnya pisang, durian, salak dan
rambutan merupakan buah asli Indonesia. 7500 jenis tumbuhan obat yang merupakan 10%
tumbuhan obat yang ada di dunia juga terdapat di Indonesia.
Namun demikian, baru 940 spesies tanaman yang telah diidentifikasi dan lebih
dari 6000 spesies tanaman bunga, baik yang liar maupun dipelihara telah
dimanfaatkan untuk keperluan bahan makanan, pakaian, dan obat-obatan. Temulawak
yang berkhasiat sebagai hepatoprotektor, purwoceng, cabe jawa sebagai
afrodiasiak, adalah tanaman asli Indonesia.
Data dari LIPI tahun 2011 juga menunjukkan bahwa
Indonesia memiliki 6.000 jenis tanaman bunga, baik yang liar maupun yang
dipelihara. Indonesia juga memiliki 707 jenis mamalia, 1.602 jenis burung,
1.112 jenis amfibi dan reptil, 2.800 jenis invertebrata, 35 jenis primata dan
120 jenis kupu-kupu. Selain itu data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan
juga mencatat bahwa di perairan Indonesia terdapat 1.400 jenis ikan dan 450
jenis terumbu karang dari 700 jenis terumbu karang yang ada di dunia.
Kondisi keanekaragaman hayati Indonesia sampai saat ini
tengah terancam. Maraknya perdagangan satwa ilegal, pencurian keanekaragaman
hayati maupun sumber daya genetik serta lemahnya perlindungan hukum menjadi
penyebab semakin berkurangnya jumlah keanekaragaman hayati Indonesia. Kondisi
semakin menurunya jumlah keanekaragaman hayati di Indonesia, adalah dampak dari
kombinasi antara tidak adanya aturan hukum yang kuat serta lemahnya pengetahuan
dan kesadaran masyarakat dalam mengetahui dan melindungi keanekaragaman hayati
yang ada.
Hari Keanekaragaman Hayati Dunia diperingati pada tanggal 22 Mei. Perayaan
Hari Keanekaragaman Hayati ini bermula dari momen pengesahan Kesepakatan
Keanekaragaman dari Convention on Biological Diversity (CBD) di Nairobi, yang
pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 22 Mei tahun 1992 (Nairobi Final Act of
the Conference for the Adoption of the Agreed Text of the Convention on
Biological Diversity). Dunia memperingati Keanekaragaman Hayati
Internasional sebagai salah satu hari perayaan lingkungan hidup yang bertujuan
untuk menumbuhkan kecintaan seluruh penduduk bumi terhadap keanekaragaman
hayati.
Garuda
Sylva (GARSI) sebagai salah satu Non Government Organization (NGO) di Provinsi
Lampung yang konsern terhadap kelestarian hutan dan lingkungan hidup tergerak
untuk ikut serta dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Dalam upaya penyadaran tentang pentingnya
keanekaragaman hayati, Garsi akan melakukan campaign
hari keanekaragaman hayati bersama stakeholder dan komunitas di Bandar Lampung
dengan tema “Biodiversity in Action”. Tema ini diangkat untuk meningkatkan kepedulian
publik terhadap isu Kelestarian keanekaragaman hayati yang sangat vital, dan
untuk meningkatkan respon serta aksi positif masyarakat untuk pelestarian keanekaragaman hayati
baik satwa maupun tumbuhan.
Bibit yang di bagi dalam kegiatan Biodiversity in Action ini sebanyak
2000 bibit meliputi mahoni, bayur, jambu
biji, sirsak, pala dan ketapang kencana dan di bagikan kepada masyarakat kota Bandar Lampung pada tanggal 21 Mei
2017 serta beberapa Sekolah Menengah Atas Seperti SMA 13, 14, 15, 9, Yadika, SMKN 2 Bandar Lampung yang diadakan pada 22 Mei 2017. Kegiatan ini didukung oleh BM PAN Lampung, Pemerintah Kabupaten Mesuji dan
Sai Radio.
Tidak ada komentar