Header Ads

CERITA PERJALANAN KETALANG MULYA

Minggu 12 Februari 2012 anggota Garsi melakukan perjalanan kesuatu desa dimana mereka mendampingi, yaitu desa Talang Mulya, pecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran. Lokasi yang tidak jauh dari kota Bandar Lampung tersebut merupakan perbatasan antara kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdur Rahman (WAR) dengan desa Talang Mulya dimana masyarakat sangat tergantung dengan keberadaan hutan.

Saat itu sedang musim durian dan musim petai yang merupakan hasil dari dalam kawasan (ladang kerja petani), kami ber-6 (Faridh, Ino, Erik, Fajar, Ferdiansyah, dan Halimin) melewati jalan bebatuan untuk masuk kelokasi dengan menempuh waktu 45 menit. Sesampai ditempat dampingan Garsy yaitu bapak Tolen kami langsung dijamu dengan air putih (ala pegunungan) yang segar, durian yang sangat enak. Durian yang memang sudah disiapkan bapak Tolen kami santab dengan ala "Rimbawan" yaitu sekali dibuka tangan langsung berebut. Sungguh sangat seru makan durian yang masih segar. Setelah kami kenyang "mabuk durian" kami istirahat sejenak, perut tersa penuh dengan durian. Tidak lama dari itu, istri pak Tolen mengeluarkan kopi hitam, "alamak muantab nian", celetuk Erik disela-sela kopi disajikan kepada kami. Ketika kopi hitam dituangkan, buah duku pun ikut dikeluarkan. "jangan repot-repot bu, kalau bisa dikeluarkan semua" celetuk Ferdiansyah dengan nada bercanda. Sontak kami tertawa dengan setengah rasa malu. Namun suasana kekeluargaan terbangun dengan suasana yang santai.

Kebiasaan yang tidak ketinggalan yaitu, minum kopi pasangannya harus merokok (tapi yang tidak merokok jangan, karena tidak bagus untuk kesehatan (khusus buat Ino) :-D.). Sambil merokok diskusi kecil-kecilan pun terbangun, mulai dari pengobatan herbal, perkembangan Tahura, hingga pengembangan KASIAT (konservasi tanaman obat). Ide untuk mengembangan KASIAT hasil dampingan Garsy sangat membantu untuk pengembangan perekonomian masyarakat, seperti akan dikembangkannya Jahe Merah yang sangat baik untuk kesehatan. Kedepan Garsy akan mencoba untuk mengembangkan Jahe Merah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Tidak terasa waktu berjalan hujanpun tiba, namun sangat aneh karena saat hujan turun dengan deras secara tiba-tiba disusul dengan angin yang sangat kencang, sampai-sampai genteng rumah bapak toleh hampir terangkat oleh angin. Kemudian kami melihat keluar jendela ternyata angin tersebut membentuk pusaran yang sangat kencang mengitari rumah disekeliling bapak Tolen, sempat kami mengabadikannya dan melihat sepeda motor kami yang kita parkirkan didepan rumah sampai berjatuhan karena kencangnya angin yang melewati rumah bapak Tolen. Akhirnya hujan sudah lumayan reda, kami memutuskan untuk pulang ke Bandar Lampung. Dengan jalan yang sangat licin, kami teraksa harus ekstra hati-hati agar sepeda motor kami tidak terjatuh. Sesampai di sungai yang memotong jalan raya yangkami lintasi, kami terkejut ternyata air yang mengalir sangat deras, dan berwarna coklat tua.Sungai tersebut adalah aliran dari kawasan hutan, namun kondisinya diwaktu setelah hujan mengguyur berwarna cokelat tua, mungkin membawa material tanah dan membawa unsur hara yang subur dari gunung. Pertanyaan kami adalah, bagaimana kondisi sungai tersebut di hulu? Bagaimana kondisi Tahura di dalam? jika air yang mengalir setelah hujan deras berwarna cokelat tua dan sangat deras.

Pertanyaan tersebut semoga dapat terjawab. Perjalanan yang sangat mengesankan bagi kami karena mengandung berbagai pembelajaran yang sangat banyak. Semogamasih ada yang peduli dengan kondisi Tahura selain dengan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, namun perlu ada yang melakukan aksi nyata dilapangan.

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.