Header Ads

LIMBAH RUMAH TANGGA DAN RUMAH MAKAN



GUBERNUR Lampung yang kami hormati,
Mengingat semakin bertambahnya penduduk di Provinsi Lampung saat ini semakin pesat, kami dari Pengurus Pusat Garuda Sylva (Garsy) memberikan saran dan masukan kepada Bapak Gubernur sesuai dengan keprofesionalan kami, yaitu di bidang konservasi, lingkungan hidup, dan pemberdayaan masyarakat. 
Limbah rumah tangga karena kepadatan penduduk memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas lingkungan. Mengapa? Karena dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan akan barang dan jasa semakin meningkat. Kebutuhan rumah tangga per orang per hari (orang/hari) menghasilkan limbah yang luar biasa, baik sampah organik maupun anorganik.
Bisa kita lihat di berbagai perumahan di Lampung hingga perdesaan masih kurang pedulinya terhadap limbah-limbah rumah tangga, seperti air buangan cucian, penggunaan pendingin ruangan (AC), pembuangan tinja yang kurang memadai, sampah plastik masih berserakan di mana-mana, sampah bekas makanan bercampur dengan sampah platik sehingga tidak bias diurai oleh tanah.
Hal tersebut menimbulkan keprihatinan kami untuk melakukan dorongan kebijakan dan aplikasi nyata di Provinsi Lampung. Secara singkat, jika lingkungan kita semakin menumpuk limbah, apa yang terjadi dengan lingkungan? Pencemaran dan keseimbangan ekosistem alam akan terganggu terutama kualitas air, udara, dan tanah. Maka pembiaran dan pengelolaan limbah yang tidak tepat dan kurang mendapatkan perhatian secara serius akan mengakibatkan dampak yang luar biasa, seperti naiknya suhu udara, bau tidak sedap di parit-parit, tempat pembuangan sampah menimbulkan bau yang tidak sedap, air tanah semakin keruh, berubah bau dan rasanya, tanah tercemar bakteri yang berbahaya dan masih banyak dampak yang lainnya.
Dalam hal limbah rumah tangga kami memberikan saran kepada Gubernur agar:
1. Melakukan tindakan preventif untuk mencegah pencemaran lingkungan baik air, udara, dan tanah.
2. Pelaksanaan program satu RT terdapat pengelolaan sampah terpadu dan mandiri baik sampah organik maupun anorganik dengan menggerakkan organisasi tingkat RT, desa, kecamatan.
3. Penyuluhan terhadap masyarakat di tingkat desa-desa tentang pentingnya kualitas lingkungan untuk kenyamanan hidup bersama-sama

Gubernur yang kami hormati,
Limbah rumah makan-rumah makan besar jika dibiarkan juga akan semakin menambah penurunan kualitas lingkungan hidup. Menurut pengamatan kami, limbah dari rumah makan-rumah makan besar belum mendapatkan perhatan serius dari pemerintah untuk mengelola limbah rumah makan secara arif. Mengapa? Jika kita melihat penarikan pajak terhadap rumah makan-rumah makan tentu pemerintah harus memberikan feedback yang positif kepada rumah makan baik dari segi payung kebijakan, keamanan, kondusivitas lingkungan, serta pengelolaan limbah rumah makan yang arif.
Masih banyak rumah makan-rumah makan yang membuang limbahnya langsung ke saluran-saluran kecil yang berujung pada parit atau selokan-selokan yang nantinya akan berujung ke sungai-sungai. Limbah terebut berupa sampah, dan yang paling banyak adalah bekas cucian-cucian alat-alat makan maupun bekas masakan-masakan, . Bagaimana dampaknya? Seperti di parit-parit bau tidak sedap dan menyengat hidung, air tanah menjadi tercemar, kenyamanan masyarakat juga terganggu jika musim hujan tiba, yaitu limbah terbawa air yang kemudian dampaknya kepada masyarakat luas.
Saya pikir penyediaan tempat sampah dirumah makan juga masih minim dan tidak seimbang dengan sampah yang dihasilkan. Bisa kita lihat jika malam hari kita berkeliling di Kota Bandar Lampung atau kabupaten lainnya, di depan rumah makan banyak sampah-sampah yang hanya digantungkan di depan pelataran lokasi rumah makannya, berharap pagi harinya Dinas Kebersihan Umum dapat mengambil sampah tersebut.
Hal tersebut belum mendapatkan pengaruh eksternal, seperti banyaknya anjing liar, kucing liar, tikus di parit-parit yang kesemuanya sering berkeliaran di malam hari dan membawa bekas makanan dan sampah ke mana-mana sehingga sampah terlihat berceceran di mana-mana. Berujung saling menyalahkan antara petugas kebersihan dan pihak rumah makan, begitu juga dengan masyarakat yang di halaman rumah atau depan rumahnya terkena ceceran sampah yang sebenarnya karena faktor eksternal tersebut.
Kami memberikan masukan kepada Bapak Gubernur agar dapat:
1. Memberikan penyadaran bersama kepada dinas terkait mengenai pengelolaan limbah dan sampah bagi rumah makan-rumah makan.
2. Tidak hanya menarik pajak dari rumah makan, tetapi juga memberikan reward atau penghargaan bagi rumah makan yang memiliki pengelolaan limbah dan sampah secara terpadu dan arif terhadap lingkungan.
3. Memberikan penyuluhan dengan mengadakan pertemuan rutin dan monitoring kepada pihak rumah makan untuk mendapatkan kesepakatan bersama dalam upaya mewujudkan lingkungan yang sehat bebas dari pencemaran air, tanah, dan udara.

Gubernur yang kami hormati,
Kami sebagai lembaga yang concern terhadap lingkungan hidup dengan hormat kepada Bapak Gubernur agar dapat memperhatikan kualitas lingkungan Provinsi Lampung saat ini dan di masa yang akan datang, demi anak cucu kita nanti dapat menikmati kualitas lingkungan yang sehat. Maka kami dari lembaga Garuda Sylva (Garsy) membantu upaya sekecil apa pun yang dilakukan pemerintah untuk melestarikan lingkungan hidup kita ini agar tidak tercemar oleh berbagai limbah dan sampah karena keteledoran kita saat ini.
Kami yakin tidak ada yang sia-sia apa yang kita perbuat sekarang terhadap lingkungan, alam adalah teman, sahabat kita semua yang tidak sombong dan banyak membantu manusia untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Maka mari kita perhatikan alam mulai dari sekarang.
Demikian surat ini kami sampaikan kepada Bapak Gubernur, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan untuk kita dalam melestarikan lingkungan kita sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan dalam bentuk hablum minal alam (hubungan manusia dengan alam). Garuda Sylva memohon maaf jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati.

Faridh Almuhayat Uhib H., S.Hut.
Direktur Eksekutif
Pengurus Pusat Garuda Sylva (Garsy)
Jl. Nunyai Indah Gg. Delima No. 199,
Rajabasa, Bandar Lampung

Diterbitkan Oleh Lampung Post Hari Jum'at, 29 Juli 2011. Dapat dilihat di http://www.lampungpost.com/opini/4576-puasa-dan-pendidikan.html

1 komentar:

  1. kyknya perlu kita canangkan program perangkat rumah tangga pro lingkungan..limbah yang sulit terurai skrg banyak dimana2,contoh di sungai di kota bandar lampung klo betumpuk.banyak bgt

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.